Risk to Reward Ratio: Mau Rugi Berapa – Mau Untung Berapa?

 

Salah satu skill yang wajib Anda miliki sebagai trader adalah sebelum memulai atau membuka sebuah transaksi, Anda sudah mengetahui dengan pasti diharga berapa Anda akan keluar jika ternyata rugi dan diharga berapa Anda akan mengambil untung.

Dengan kata lain sebelum melakukan transaksi Anda sudah melakukan perhitungan yang sangat matang terhadap potensi loss yang akan Anda alami dan potensi profit yang Anda terima.

Potensi loss dan potensi profit dalam suatu transaksi dinyatakan dalam Risk to Reward Ratio (RRR).

Risk to Reward Ratio (RRR) adalah suatu perbandingan yang diukur dari harga beli terhadap harga stop loss dan harga take profit.

BEBERAPA CONTOH RISK TO REWARD RATIO

  1. Risk to Reward Ratio 1:1 artinya Anda rela merisikokan 1$ untuk memperoleh potensi profit $1 juga.

Contoh tampilan RRR 1: 1 dalam chart terlihat seperti gambar di bawah ini

Penjelasan:

  1. Harga beli $165
  2. Harga stop loss $159 dengan potensi loss $6
  3. Harga take profit $171 dengan potensi profit $6
  4. Jika transaksi ini dilakukan maka ketika rugi $6 maka harus cut loss (jual rugi) dan jika profit $6 maka akan take profit (ambil untung)

 

  1. Risk to Reward Ratio 1:2 artinya Anda rela merisikokan 1$ untuk memperoleh potensi profit $2.

Contoh tampilan RRR 1: 2 dalam chart terlihat seperti gambar di bawah ini

Penjelasan:

  1. Harga beli $165
  2. Harga stop loss $159 dengan potensi loss $6
  3. Harga take profit $171 dengan potensi profit $12
  4. Jika transaksi ini dilakukan maka ketika rugi $6 maka harus cut loss (jual rugi) dan jika profit $12 maka akan take profit (ambil untung)

 

  1. Risk to Reward Ratio 1:3 artinya Anda rela merisikokan 1$ untuk memperoleh potensi profit $3.

Contoh tampilan RRR 1: 3 dalam chart terlihat seperti gambar di bawah ini

Penjelasan:

  1. Harga beli $165
  2. Harga stop loss $159 dengan potensi loss $6
  3. Harga take profit $171 dengan potensi profit $18
  4. Jika transaksi ini dilakukan maka ketika rugi $6 maka harus cut loss (jual rugi) dan jika profit $13 maka akan take profit (ambil untung)

CARA MENENTUKAN RISK TO REWARD RATIO DENGAN BENAR

Dari contoh-contoh di atas Anda telah belajar mengenai konsep Risk to Reward Ratio.

Pertanyaannya: Apakah Anda bisa sesuka hati menentukan besarnya Risk to Reward Ratio?

Tentu saja tidak.

Harus ada alasan yang masuk akal kenapa Anda menentukan harga stop loss dan harga take profit.

Alasan yang paling masuk akal untuk menentukan harga stop loss dan harga take profit adalah MARKET STRUCTURE! Menentukan market structure bisa dengan menggunakan support dan resistance, trendline, ataupun menggunakan indicator seperti Moving Average. Cara menentukan market structure tergantung gaya trading Anda dan sistem trading yang Anda gunakan.

Ada beberapa teknik bagaimana menempatkan harga stop loss yang benar. Teknik-teknik tersebut sudah saya bahas secara lengkap dan dapat Anda pelajari di artikel tentang Stop Loss ini.

Salah satu manfaat dari Stop Loss adalah untuk menentukan risk to reward ratio dengan benar pada suatu transaksi. Tanpa mengetahui harga stop loss tidak mungkin bisa menentukan risk to reward ratio. Jadi pondasi utamanya ada pada penentuan level stop loss. Jangan lanjut membaca artikel ini jika Anda belum tahu caranya bagaimana menentukan stop loss. Kenapa? Karena nanti akan bingung dengan penjelasan yang saya sampaikan.

Silahkan Anda baca lagi artikel tentang stop loss disini.

Oke..Mari kita lanjut.

Saya biasanya menempatkan stop loss dengan bantuan indikator ATR (Average True Range). Alasannya sederhana penentuan harga/level stop loss menggunakan indikator ATR menjadi dinamis karena mengikuti volatilitas harga yang sedang terjadi.

Ketika harga sedang bergejolak bergerak liar, maka level stop loss-nya dibuat lebih lebar, ketika harga sedang bergerak datar atau sideways maka level stop loss-nya dibuat lebih sempit. Jadi Anda tidak memukul rata sama level stop loss di segala kondisi market.

Penjelasan lebih detail mengenai ATR bisa Anda baca di artikel ini.

Jarak antara harga entry dan harga stop loss yang biasa saya gunakan adalah 2 kali nilai ATR. Karena jarak stop loss 2 kali nilai ATR biasanya sulit dijangkau fluktuasi harga normal dengan demikian level stop loss tidak mudah tersentuh.

Menentukan risk to reward ratio yang benar bisa Anda perhatikan pada contoh-contoh berikut ini:

Grafik 1

Keterangan:

  1. Strategi yang digunakan untuk beli adalah Strategi Pullback SMA 50 yaitu beli saham ketika harga memantul di garis Simple Moving Average 50.

Harga Beli: $250

2. Nilai ATR 8.5 maka jarak stop loss-nya adalah 17 (dalam satuan dollar).

Harga Stop Loss: $250 – $17= $233

Jika harga turun menyentuh level $233 maka harus cut loss.

Nah,kita sudah mengetahui harga beli dan jarak stop loss-nya saatnya kita mencari tahu potensi profit dari transaksi ini.

KLIK DISINI untuk mendapatkan Strategi Trading Gratis

Grafik 2

Keterangan:

  1. Target take profit terdekat adalah area resisten. Kita perlu menghitung berapa potensi profit dari harga beli jika ternyata harga berhasil menyentuh area resisten.

Kenapa area resisten merupakan target profit terdekat? Karena biasanya harga bergerak naik menuju resisten terdekat. Di area resisten ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu harga breakout (naik lebih tinggi melewati area resisten) atau harga malah memantul di area resisten dan kembali bergerak turun.

Dari gambar diatas diketahui bahwa area resisten berada disekitar harga $284.

Dengan demikian potensi profitnya adalah $284 – $250 = $34

  1. Setelah mengetahui potensi loss sebesar $17 dan potensi profitnya $34 maka dapat kita simpulkan bahwa Risk to Reward Ratio pada transaksi ini adalah 1:2

Transaksi dengan risk to reward ratio minimal 1:2 bisa dikatakan cukup menguntungkan dan layak untuk ditradingkan!

Grafik 3

Keterangan:

  1. Dari gambar diatas terlihat bahwa target profit yang telah ditentukan diawal tercapai. Profit $34 dikunci dan keluar dari transaksi. Waktu yang dibutuhkan agar target profit ini tercapai adalah selama 34 hari trading.

Demikianlah cara menentukan risk to reward ratio yang benar. Tetapi perlu Anda ketahui juga bahwa strategi trading yang berbeda penentuan risk to reward ratio-nya berbeda pula. Contoh diatas yang saya berikan kepada Anda itu baru untuk satu strategi trading!

KLIK DISINI untuk mendapatkan RATUSAN BUKTI Risk to Reward Ratio dari 6 Strategi Trading yang berbeda!

Ketika trading saya biasanya selalu mencari transaksi yang risk to reward ratio-nya MINIMAL 1:2

Jika risk to reward ratio-nya kurang dari 1:2 saya akan mencari transaksi lain.

Kenapa?

Karena jika saya konsisten memilih transaksi dengan risk to reward ratio 1:2 maka dalam jangka panjang atau minimal 100 transaksi saya pasti menghasilkan uang secara konsisten dari pasar.

Bahkan jika akurasi (tingkat keberhasilan) sistem trading saya kurang dari 50%!

Misalnya sistem trading saya memiliki akurasi hanya 40% (bagi sebagian orang tingkat akurasi seperti ini sangat buruk sekali). Dari 100 kali transaksi, transaksi yang menguntungkan cuma 40 kali dan transaksi rugi sebanyak 60 kali. Setiap transaksi untung saya memperoleh $200 dan setiap transaksi rugi saya kehilangan $100.

Dengan demikian setelah 100 transaksi saya memperoleh:

= (40 x $200 ) – (60 x $100 )

= $8000 – $6000

= $2000

Yap! Dengan sistem trading tingkat akurasi yang rendah sekalipun saya tetap bisa menghasilkan uang dari trading jika konsisten memilih risk to reward ratio minimal 1:2

RISK TO REWARD RATIO BERAPAKAH YANG TERBAIK?

Anda sudah belajar mengenai beberapa contoh risk to reward ratio dan Anda juga sudah belajar bagaimana menentukan risk to reward ratio yang benar pada suatu transaksi.

Pertanyaan selanjutnya adalah Risk to Reward Ratio berapakah yang terbaik?

Jawabannya: TIDAK ADA RISK TO REWARD RATIO TERBAIK!

Kenapa?

Karena semua tergantung masing-masing trader dalam membuat sistem trading yang sesuai dengan toleransi risiko dan karakternya!

Apakah Risk to Reward Ratio 1:1 itu buruk?

Belum tentu! Jika seorang trader memiliki akurasi sistem trading 65% dan setiap untung memperoleh $100 dan setiap rugi kehilangan $100 maka setelah melakukan 100 transaksi hasilnya:

= (65 x $100) – (35 x $100)

= $6500 – $3500

= $3000

Apakah Anda bisa memilih transaksi yang risk to reward ratio-nya 1:5 atau lebih besar?

Tentu saja bisa!

Tapi Anda harus memahami konsekuensinya. Semakin besar risk to reward ratio suatu transaksi maka semakin lama pula waktu yang dibutuhkan agar harga bisa mencapai profit target yang telah ditentukan.

Contoh:

  1. Jika Anda mencari transaksi yang Risk to Reward Ratio-nya 1:2 waktu untuk mencapai profit target bisa jadi hanya beberapa hari saja.

Pada contoh diatas menggunakan Sistem Trading Pullback SMA 50 untuk entry. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai target profit dengan Risk to Reward Ratio 1:2 adalah 22 hari trading.

  1. Jika Anda mencari transaksi yang Risk to Reward Ratio-nya 1:10 bisa dibutuhkan waktu hingga tahunan agar target profit tercapai.

Gambar grafik diatas menggunakan Sistem Trading Crossover EMA 10 & SMA 50 untuk entry. Penentuan jarak stop loss 2 X nilai ATR dari harga entry. Untuk mencapai target profit diperlukan waktu 333 hari trading atau 1 tahun lebih.

Apakah Risk to Reward Ratio 1:10 lebih baik dari RRR 1:1 atau RRR 1:2?

Tidak!

Kenapa?

Karena dalam trading kita tidak mencari sistem trading terbaik! Karena sistem trading terbaik itu tidak pernah ada.

Banyak trader yang hanya mencari sistem trading yang tingkat akurasi nya tinggi saja.

Banyak pula trader yang mencari sistem trading dengan potensi profit yang besar saja

Tetapi yang Anda butuhkan adalah sistem trading yang profitable yang memiliki positive expectancy dan sistem trading tersebut HARUS cocok dengan kepribadian Anda!

Ngomong-ngomong jika Anda belum tahu apa bedanya sistem trading yang memiliki positive expectancy dan sistem trading trading dengan negative expectancy bisa Anda pelajari pada tabel perbandingan berikut:

Intinya adalah sistem trading dengan negative expectancy tidak mampu menghasilkan uang dalam jangka panjang. Hasilnya pasti minus seperti yang ditunjukkan tabel diatas.

Jika Anda telah lama trading tetapi masih selalu merugi maka bisa dipastikan sistem trading yang Anda gunakan merupakan sistem trading dengan negative expectancy!

Itu pasti!

Evaluasilah diri Anda dan sistem trading yang Anda gunakan untuk dilakukan perbaikan pada karir trading Anda.

Mulai saat ini gunakan sistem trading profitable yang memiliki positive expectancy.

Anda bisa mendapatkan Profitable System Trading LENGKAP DENGAN BUKTI-BUKTINYA disini

Untuk menciptakan sistem trading profitable yang memiliki positive expectancy maka Anda harus memahami korelasi antara Win Rate dan Risk to Reward Ratio seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini:

Keterangan:

  1. Jika sistem trading Anda tingkat akurasinya (win rate) hanya 25% maka minimal risk to reward tiap transaksi adalah 1:3 agar Anda impas. Jadi untuk bisa menghasilkan uang secara konsisten dalam jangka panjang dengan sistem trading win rate 25% maka risk to reward ratio tiap transaksi harus lebih besar dari 1:3
  2. Jika sistem trading Anda memiliki akurasi 33% maka untuk bisa menghasilkan uang secara konsisten dalam jangka panjang, risk to reward ratio tiap transaksi harus lebih besar dari 1:2
  3. Jika sistem trading Anda memiliki akurasi 40% maka untuk bisa menghasilkan uang secara konsisten dalam jangka panjang, risk to reward ratio tiap transaksi harus lebih besar dari 1:1.5
  4. Jika sistem trading Anda memiliki akurasi 50% maka untuk bisa menghasilkan uang secara konsisten dalam jangka panjang, risk to reward ratio tiap transaksi harus lebih besar dari 1:1
  5. Jika sistem trading Anda memiliki akurasi 60% maka untuk bisa menghasilkan uang secara konsisten dalam jangka panjang, risk to reward ratio tiap transaksi harus lebih besar dari 0.7:1
  6. Jika sistem trading Anda memiliki akurasi 75% maka untuk bisa menghasilkan uang secara konsisten dalam jangka panjang, risk to reward ratio tiap transaksi harus lebih besar dari 0.3:1

Dari tabel diatas saya memberikan contoh sistem trading di jalankan pada minimal 100 transaksi agar Anda tidak bias dan memiliki probabilistic mindset.

Mengenai probabilistic mindset bisa Anda pelajari di artikel ini.

Beberapa tipe sistem trading profitable yang memiliki positive expectancy terlihat seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:

1.Sistem trading yang memiliki risk to reward 1:1 bisa menguntungkan jika akurasinya 60%

2.Sistem trading yang memiliki akurasi sedang (hanya 40%) tetap bisa menguntungkan dengan risk to reward ratio yang tidak terlalu besar seperti 1:2

3.Sistem trading yang memiliki akurasi rendah hanya 20% juga bisa menguntungkan jika risk to reward ratio-nya 1:5

Lantas sistem trading profitable seperti apa yang akan Anda gunakan nantinya untuk trading?

Apakah sistem trading yang sering menang tetapi untungnya kecil?

Apakah sistem trading yang akurasinya sedang-sedang saja dan untungnya juga sedang?

Atau sistem trading yang jarang menang tetapi setiap keuntungan yang diperoleh besar sekali?

Jawabannya: HANYA ANDA SENDIRI YANG TAHU!

Selain harus profitable sebuah sistem trading harus cocok dengan karakter dan kepribadian Anda? Tujuannya agar Anda nyaman dan enjoy menggunakan sistem trading tersebut ketika trading.

Itulah kenapa saya membagikan 8 Sistem Trading yang Profitable kepada Anda secara GRATIS disini!

Seandainya satu sistem trading tidak cocok dengan karakter dan kepribadian Anda, Anda masih punya 7 sistem trading yang bisa Anda pertimbangkan untuk digunakan.

Saya ambil contoh diri saya sendiri. Sebagai trader saya menggunakan sistem trading Pullback SMA 50 dan Risk to Reward Ratio 1:2. Saya tidak menggunakan sistem trading yang menghasilkan uang yang paling banyak.

Apa istimewanya sistem trading Pullback SMA 50? Yang tingkat akurasinya hanya sekitar 55%? Tidak ada. Tapi saya nyaman menggunakannya.

Apa istimewanya risk to reward ratio 1:2? Tidak ada. Tetapi saya menyadari saya tidak memiliki cukup kesabaran luar biasa menunggu profit jika memilih risk to reward ratio 1:10! Saya nyaman menggunakan risk to reward ratio 1:2.

Sederhananya: sistem trading-nya profitable dan cocok dengan karakter saya maka saya gunakan! Itu saja.

Mungkin Anda bertanya: “Ada tidak sistem trading yang sering menang dan risk to reward ratio-nya juga besar? Misalnya sistem trading dengan akurasi 70% dan risk to reward ratio-nya 1:5. “

Adakah?

Sayangnya tidak ada atau paling tidak saya belum pernah mengetahuinya.

Di dalam dunia statistik ada hukum korelasi antar seringnya peluang yang muncul dan hasil yang diterima.

Semakin sering peluang berhasilnya muncul semakin kecil hasil yang diterima dan sebaliknya semakin langka peluang berhasilnya muncul semakin besar pula hasil yang diterima.

Itulah alasan kenapa judi togel atau lotre biayanya cukup murah tetapi hadiah yang diterima bisa sampai ratusan bahkan ribuan kali lipat. Dengan modal 1000 rupiah seseorang bisa mendapatkan hadiah hingga jutaan rupiah jika tebakannya benar.

Kenapa? Karena peluang untuk menang judi togel atau lotre bisa sampai 1:100.000.000 atau hanya 0.00000001%! Atau bisa dikatakan peluang menangnya hampir mustahil. Dengan demikian apabila seseorang membeli togel atau lotre secara statistik dia pasti rugi dan pasti bangkrut.

Mungkin Anda bertanya lagi: “Darimana saya mengetahui tingkat akurasi sistem trading yang akan saya gunakan?”

Untuk mengetahui tingkat akurasi sistem/strategi trading ada 2 cara:

  1. Melalui Backtesting

Sebelum menggunakan strategi trading apapun, Anda harus melakukan backtesting untuk mengetahui apakah sistem trading yang akan Anda gunakan merupakan proven method yang terbukti mampu menghasilkan profit dimasa lalu apa tidak.

Ketika melakukan backtesting sistem trading,data yang Anda kumpulkan tidak boleh hanya tentang akurasi sistem trading saja. Backtesting Sistem Trading yang lengkap harus disertai dengan bukti transaksi beli dan jual untuk mengetahui apakah sistem trading tersebut profitable apa tidak serta statistik data yang lengkap sehingga Anda bisa mengetahui jika harus melakukan penyesuaian.

2. Melalui Jurnal Trading

Jurnal trading adalah proses mencatat setiap transaksi yang Anda lakukan. Saham apa yang Anda beli,kapan Anda beli,diharga berapa Anda beli,berapa jumlah yang Anda beli,kapan Anda jual,diharga berapa Anda jual, berapa jumlah yang Anda jual, apakah transaksi Anda untung atau rugi dan apakah Anda disiplin menjalankan sistem trading Anda. Semua harus Anda catat.

Setelah menjurnal serangkaian transaksi (minimal 100 transaksi) Anda akan mendapati akurasi sistem trading Anda. Akurasi tersebutlah yang akan Anda jadikan acuan jika Anda ingin melakukan penyesuaian terhadap risk to reward ratio agar performa trading Anda meningkat.

Demikianlah penjelasan mengenai Risk to Reward Ratio serta korelasinya dengan Win Rate untuk menciptakan sistem trading profitable dengan positive expectancy.

Jangan lupa dipraktekkan ilmunya. Semoga bermanfaat untuk meningkatkan performa trading Anda.

Good Luck!

Enjoy the process and have good trading habits!

5 comments

    1. Ketika trading kerugian bukanlah sesuatu yang bisa dihindari. Sebagai trader yang bisa kita lakukan adalah membatasi kerugian dengan menerapkan money dan risk management dengan benar setiap transaksi. Sehingga dengan demikian, apabila kita mengalami kerugian demi kerugian modal trading kita tetap terjaga dengan baik. Inti dari konsisten profit melalui trading adalah jumlah keuntungan yang kita terima harus lebih besar dari pada jumlah kerugian yang kita alami.

      Salam,
      Lukas Bastian

  1. nanya dong link indikator hijau merah itu download dimana ya ?

    1. Pak Ryan

      Yang merah hijau itu bukan indikator. Tetapi hanya tools trading untuk mengetahui area rugi dan area untung.
      Pak Ryan bisa menggunakan charting platform online investing.com untuk bisa menggunakan tools tersebut.

      Salam,
      Lukas

  2. Untuk mendapatkan hasil yg konsisten, maka perlu kedisiplinan utk menjalankan sistem trading apapun yg terjadi. Termasuk penentuan RRR.
    Misal RRR = 1:2
    Maka Ketika yakin ada sinyal entri maka set SL = 1% dan TP = 2%. Dan tidak akan merubah posisi SL / TP apapun yg terjadi agar RRR nya berjalan benar.

    Tapi…

    Apa yg akan dilakukan Pak Lukas, apabila ada kasus seperti ini :

    Ketika sudah entri misal buy eurusd, harga naik mendekati TP tapi kemudian harga membentuk chart pattern double top (pertanda kemungkinan harga akan berbalik arah) namun TP belum tersentuh.
    Apa yg dilakukan selanjutnya :
    1. Apakah melakukan cutloss utk mengamankan profit atau
    2. Membiarkan hingga harga menyentuh TP atau SL sehingga RRR yang diperoleh konsisten 1:2.

    Mohon pendapatnya..
    Terima kasih..

    Salam
    Isa

Comments are closed.