Jantung Pertahanan Dalam Trading : POSITION SIZING yang Benar!

Ayo jawab jujur!

Selama Anda trading bagaimana cara Anda menentukan berapa jumlah saham yang akan Anda beli?

Misalnya Anda membeli saham ABCD 1000 lembar. Kenapa Anda membeli saham ABCD sebanyak 1000 lembar? Darimana datangnya angka 1000 lembar itu? Apa alasan dari sisi risk management maka Anda harus membeli saham ABCD sebanyak 1000 lembar?

Apa alasannya?

Atau jangan-jangan selama ini Anda trading:

  • Membeli saham sebanyak sesuka-suka hati Anda saja?
  • Membeli saham sebanyak yang guru trading Anda katakan dan Anda ikuti mentah-mentah?
  • Merasa sangat yakin dengan prediksi Anda bahwa suatu saham harganya akan terbang ke langit lalu Anda All In? Merisikokan semua modal trading Anda dalam satu transaksi?
  • Menerima bisikan gaib dari dunia lain atau barangkali Anda dapat wangsit dari dukun mengenai berapa jumlah saham yang harus dibeli?

Jika Anda tidak tahu menentukan berapa jumlah saham yang harus dibeli dalam satu transaksi berdasarkan prinsip-prinsip risk dan money management yang benar bagaimana Anda bisa berhasil sebagai trader?

Jika Anda menentukan besaran jumlah saham yang harus dibeli dalam tiap transaksi saja tidak konsisten apakah Anda masih heran kenapa Anda sampai saat ini tidak kunjung bisa memperoleh profit konsisten?

Jika Anda ingin berhasil sebagai trader maka menentukan berapa jumlah saham yang harus dibeli “tidak boleh semau gue”, tidak boleh hanya karena kata orang yang Anda anggap lebih ahli daripada Anda, tidak pula karena Anda keburu nafsu dan merasa prediksi Anda pasti benar dan tidak boleh juga berdasarkan feeling atau intuisi Anda!

Menentukan berapa jumlah saham yang akan Anda beli harus dengan menerapkan prinsip dari risk dan money management yang benar.

Dengan demikian pada tiap transaksi Anda memperoleh Correct Position Sizing!

Correct Position Sizing adalah banyaknya jumlah saham akan Anda beli pada suatu transaksi berdasarkan modal trading yang Anda miliki, risiko maksimal yang siap Anda tanggung , serta risiko pertransaksi yang mungkin terjadi.

Dengan menerapkan correct position sizing maka saham yang Anda beli jumlahnya tepat. Tidak terlalu banyak juga tidak terlalu sedikit.

Tentu saja menerapkan correct position sizing ada caranya. Ada hitungan matematis-nya.

Di artikel ini Anda akan belajar bagaimana menentukan position sizing yang tepat pada tiap transaksi.

Langkah-Langkah Menentukan Correct Position Sizing

  1. Total modal trading

Langkah pertama adalah menentukan berapa total modal trading yang Anda miliki. Dari total modal trading inilah nanti akan dihitung berapa yang akan di risikokan tiap transaksi.

  1. Risiko maksimal

Risk Small! Salah satu konsep terpenting dalam trading agar Anda bisa bertahan lama sebagai trader di pasar finansial adalah hanya merisikokan sebagian kecil dari total modal trading Anda dalam satu transaksi. Seberapa kecil? Jawabannya 1-2% dari total modal Anda per transaksi. Jadi jika Anda memiliki modal trading $10,000 maka risiko maksimal Anda tiap transaksi adalah $100. Artinya jika Anda melakukan suatu transaski dan ternyata transaksi itu berakhir dengan kerugian maka Anda hanya kehilangan uang $100.

Kenapa harus 1%? Tujuannya adalah untuk mencegah Risk of Ruin! Dengan hanya merisikokan 1% dari total modal Anda maka Anda telah berhasil membuat persentase risk of ruin Anda sebagai trader menjadi 0%. Jika Anda belum paham mengenai materi risk of ruin bisa Anda pelajari di artikel ini.

  1. Strategi Trading

Ya Anda harus punya strategi trading berupa aturan-aturan kapan Anda akan entry atau beli dan kapan Anda exit atau jual. Anda bisa mendapatkan sistem trading yang profitable di sini. Jika Anda tidak punya strategi atau sistem trading berarti Anda trading secara acak. Jika tradingnya acak maka hasilnya juga acak. Milikilah sistem trading yang profitable agar Anda bisa profit konsisten!

  1. Tentukan Stop Loss / Risiko pertransaksi

Setelah Anda tahu kapan akan masuk dalam sebuah transaksi, Anda harus menghitung potensi loss dalam transaksi tersebut. Anda harus menentukan harga stop loss, jika ternyata harga bergerak tidak sesuai dengan prediksi awal maka Anda keluar dengan kerugian terukur.

Di artikel mengenai Stop Loss ini saya sudah menjelaskan beberapa manfaat dari menggunakan stop loss. Salah satunya adalah agar bisa menentukan correct position sizing pada suatu transaksi! Tanpa mengetahui level/harga stop loss mustahil bisa menghitung berapa jumlah saham yang dibeli secara tepat.

Menentukan stop loss juga tidak sembarangan. Harus ada alasan yang masuk akal kenapa Anda meletakkan level stop loss diharga yang Anda tentukan tersebut. Mengenai bagaimana cara menentukan stop loss dengan benar bisa Anda pelajari di artikel ini lagi.

  1. Perhatikan Risk to Reward Ratio

Setelah Anda mengetahui potensi kerugian dalam suatu transaksi dan menentukan level stop loss dengan benar maka Anda wajib mencari tahu potensi profit yang mungkin Anda terima. Apakah risk to reward ratio-nya sesuai? Apakah transaksi ini layak untuk ditradingkan? Saya pribadi hanya akan trading jika risk to reward ratio suatu transaksi 1:2. Jika risk to reward rationya kurang dari 1:2 saya akan cari transaksi lain.

Sama seperti menentukan stop loss, menentukan risk to reward ratio juga harus benar, tidak boleh sesuka hati. Bagaimana cara menentukan risk to reward ratio dengan benar sudah saya bahas dengan sangat lengkap di artikel ini.

  1. Menghitung Position Sizing yang Benar

Cara menghitungnya menggunakan rumus dibawah ini:

Contoh Penerapan Correct Position Sizing

Baiklah, agar Anda tidak bingung bagaimana cara menerapkannya perhatikan contoh-contoh berikut:

Langkah 1:

Diasumsikan modal yang Anda miliki untuk trading adalah $10,000

Langkah 2:

Risiko maksimal pada tiap transaksi adalah 1% dari modal trading = $10,000 x 1%= $100

Langkah 3:

Diasumsikan strategi trading yang Anda gunakan adalah Strategi Pullback SMA 50.

Contohnya seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:

Harga memantul di garis SMA 50.

Harga beli untuk transaksi ini adalah $4.64

Langkah 4:

Setelah mengetahui harga beli saatnya menghitung jarak stop loss.

Cara menghitung jarak stop loss adalah 2 X ATR.

Keterangan:

1.Nilai ATR 0.34

2.Jarak stop loss 0.34 x 2 = 0.68

3.Level stop loss = harga beli – jarak stop loss

= $4.64 – $0.68 = $3.96

Jika harga bergerak turun ke level $3.96 harus segera keluar dengan kerugian kecil.

Langkah 5:

Sekarang mari kita lihat apakah transaksi ini memiliki risk to reward ratio minimal 1:2

Keterangan:

Berdasarkan market structure transaksi ini berpotensi memperoleh profit 2 kali dari potensi loss. Karena risk to reward ratio-nya 1:2 maka transaksi ini layak untuk ditradingkan.

Langkah 6:

Sekarang mari kita hitung berapa lembar saham yang harus kita beli untuk transaksi ini.

Correct position sizingnya adalah:

= $10,000 x 1% / $0.68

= $100 / $0.68

= 147 lembar saham.

Karena Anda harus membeli sebanyak 147 lembar saham, maka modal trading Anda untuk transaksi ini adalah 147 x $4.64 = $682.08

Jika transaksi ini berakhir dengan kerugian Anda hanya akan rugi $100.

Kenapa? Karena risiko per lembar saham adalah: $0.68

Dan Anda membeli 147 lembar, maka maksimal loss yang Anda terima hanya 147 x $0.68 = $99.96

Silahkan Anda perhatikan hasil transaksinya:

Keterangan:

Karena transaksi ini berakhir dengan keuntungan maka profit yang Anda peroleh sekitar $200.

Kenapa $200? Karena sesuai dengan risk to reward ratio 1:2 yang telah ditentukan diawal.

Pada transaksi ini Anda rela merisikokan $100 untuk memperoleh potensi profit $200.

Nah Anda sudah belajar bagaimana cara menentukan correct position sizing pada tiap transaksi.

Sekarang Anda tinggal praktekkan apa yang sudah Anda pelajari.

Dengan menerapkan correct position sizing pada tiap transaksi peluang Anda untuk memperoleh profit konsisten jauh lebih besar!

Money dan Risk Management yang tepat adalah rahasia dibalik kemampuan seorang trader mampu bertahan menghadapi serangkaian kerugian beruntun dan sekaligus juga rahasia untuk memperoleh keuntungan besar.

Correct position sizing adalah inti dari filosofi money dan risk management yang benar.

Esensi dari menerapkan money dan risk management yang tepat adalah jika Anda mengalami kerugian beruntun saat trading, Anda harus mengurangi uang yang Anda risikokan tiap transaksi atau mengurangi position size tiap transaksi, dan sebaliknya jika Anda mengalami serangkaian kemenangan ketika trading, Anda harus menambah position size pertransaksi!

Beda Kondisi Pasar Beda Position Sizing

Hal lain yang perlu Anda ketahui adalah beda kondisi market maka position size atau jumlah saham yang Anda beli juga berbeda walaupun harga sahamnya sama.

Dengan menggunakan indikator ATR maka Anda bisa melakukan penyesuaian position sizing di segala kondisi pasar dengan mudah.

Itulah alasan kenapa indikator ATR sangat bagus untuk menentukan level stop loss.

Dengan bantuan ATR ketika market sedang bergerak datar/sideways/flat Anda dapat menentukan jarak stop loss yang lebih sempit. Begitupun ketik market bergerak liar Anda dapat menentukan jarak stop loss yang lebih lebar.

Indikator ATR sendiri berfungsi untuk mengukur volatilitas harga. Jika nilai ATR-nya kecil maka itu artinya pasar sedang bergerak datar. Semakin besar nilai ATR menunjukkan bahwa harga sedang bergerak liar.

Agar memudahkan pemahaman Anda silahkan perhatikan contoh-contoh dibawah ini.

Grafik 1

Kode Saham     : RMD

Harga              : $102.72

ATR                 : 1.7

Persentase ATR  : 1.7 / 102.72 = 1.65%

 

Grafik 2

Kode Saham       : GRUB

Harga                : $102.75

ATR                   : 3.37

Persentase ATR    : 3.37 / 102.75 = 3.27%

Dari data di atas diketahui bahwa harga saham RMD dan GRUB sama. Jika kita tidak melihat nilai ATR, maka kita akan dengan mudah terkecoh dan menganggap bahwa jumlah saham yang dibeli untuk saham RMD dan GRUB sama banyaknya. Keliru!

Jumlah saham yang dibeli untuk saham RMD tidak sama dengan saham GRUB.
Kenapa? Karena walaupun harga sahamnya sama, saham RMD dan GRUB berada pada kondisi market yang berbeda! Saham GRUB bergerak lebih liar daripada saham RMD. Kita mengetahuinya melalui nilai ATR saham GRUB sebesar 3.37 atau sekitar 3.27% sementara saham RDM nilai ATR-nya hanya 1.7 atau hanya 1.65% dari harga sahamnya.

Dengan demikian penempatan stop loss pada kedua saham diatas tidak sama. Jarak stop loss untuk saham GRUB lebih lebar dibandingkan saham RMD.

Lantas berapa banyakkah jumlah saham yang akan kita beli untuk masing-masing saham diatas? Perhatikan tabel dibawah ini.

Keterangan:

1.Untuk saham RMD maksimal jumlah saham yang dapat dibeli adalah 29 lembar saham.

2.Untuk saham GRUB maksimal jumlah saham yang dapat dibeli adalah 14 lembar saham.

Pada tabel diatas diketahui bahwa walaupun jarak stop lossnya berbeda, risiko maksimal pertransaksi tetap sama yatu 1% dari modal trading. Dari contoh diatas risiko maksimal pertransaksi adalah $100.

Dengan bantuan indikator ATR Anda bisa melakukan penyesuaian terhadap stop loss dan position size tergantung kondisi market!

Semakin sempit jarak stop loss-nya maka semakin banyak saham yang akan Anda beli. Demikianpun sebaliknya, semakin lebar jarak stop loss-nya maka semakin sedikit jumlah saham yang akan Anda beli.

Anda bisa mendapatkan contoh ratusan correct position sizing yang dilakukan secara konsisten dari berbagai macam strategi trading disini.

Kesalahan fatal trader dalam menentukan position sizing!

Trader yang selalu merugi dan tidak bisa profit konsisten bisa dipastikan melakukan kesalahan position sizing ini:

  1. Merisikokan terlalu banyak uang dalam satu transaksi!

Sangat banyak trader yang merisikokan uang lebih dari 2% dari modal trading dalam satu transaksi. Bahkan ada trader yang merisikokan hingga lebih 20% dari modal tradingnya. Kenapa bisa sampai merisikokan terlalu banyak uang dalam satu transaksi? Alasannya klasik: BIAR CEPAT KAYA! Semakin banyak saham yang dibeli secara otomatis untung semakin besar pula bukan? Di atas kertas! Apa benar trader yang merisikokan terlalu banyak uang dalam satu transaksi menjadi kaya? TIDAK!

Yang ada trader-trader tersebut malah bangkrut! Kenapa? Ya karena persentase Risk of Ruin (Risiko Kehancuran) nya sebagai trader besar sekali. Secara statistik mereka pasti bangkrut. Semakin besar uang yang Anda risikokan dalam satu transaksi semakin besar pula persentase Risk of Ruin Anda! Kebangkrutan Anda itu dijamin! Tinggal tunggu waktunya saja.

Jika Anda ingin bertahan lama sebagai trader di pasar finansial hingga mampu menghasilkan profit konsisten maka Anda wajib: RISK SMALL! Patuhilah Golden Rules Money Management yaitu tidak merisikokan lebih dari 1% untuk satu transaksi!

Trading bukan cara cepat untuk kaya! Jadilah trader bukan penjudi!

Jika Anda membeli saham dalam jumlah sangat banyak dan berharap besok harganya akan naik agar Anda kaya, Anda telah membuat diri Anda menjadi seorang penjudi!

Berhentilah ngayal-ngayal babu bisa jadi miliarder dalam satu malam melalui trading.

Mulailah mengontrol risiko. Mulai saat ini jadilah Risk Manager yang handal!

  1. NGUTANG!

Apakah yang lebih buruk dari merisikokan terlalu banyak uang? Yap! Ngutang! Berhutang kepada siapa? Kepada broker penyedia layanan trading! Istilah lain untuk utang dalam trading adalah margin.

Dengan bantuan leverage Anda bisa trading lebih banyak dari modal trading yang Anda miliki.

Contohnya jika broker Anda menyediakan leverage 1:3 itu artinya Anda bisa trading sebanyak 3 kali modal yang Anda miliki.

Misalnya modal trading Anda $10,000 dan leverage 1:3 berarti Anda bisa membeli saham hingga senilai $30,000. Anda utang $20,000 dari broker.

Di Forex market leverage bisa sampai 1:100. Dengan uang $1000 Anda bisa trading pasang mata uang hingga $100,000!

Banyak yang bilang leverage seperti pedang bermata dua yaitu bisa melipatgandakan uang bisa juga mempercepat kebangkrutan.

Tapi pada banyak kasus leverage seringkali mempercepat kebangkrutan trader! Kenapa? Karena pemahaman yang kurang mengenai bagaimana menggunakan leverage dan margin dengan benar! Banyak trader yang berpikir dengan modal kecil maka bisa kaya cepat dalam sekejap dengan bantuan leverage!

WRONG! Dead Wrong!

Anda tidak akan mungkin kaya dalam satu malam menggunakan leverage dan margin, tetapi dengan leverage Anda bisa bangkrut dalam satu malam! Sudah banyak korbannya.

Saran terbaik saya?

Jika Anda trader pemula dan atau trader yang belum bisa profit konsisten maka:

JANGAN NGUTANG!

Walaupun broker Anda menyediakan layanan margin, Anda wajib trading HANYA DENGAN UANG YANG ANDA MILIKI.

Dari modal trading yang Anda miliki tersebutlah Anda mempraktekkan bagaimana menentukan Correct Position Sizing!

  1. Tidak tahu cara menghitung position sizing yang benar

Biasanya karena ketidaktahuan tersebut banyak trader yang membeli saham sebanyak yang dia mau. Sesuka hati saja. Dalam menentukan berapa banyak saham yang mau dibelipun tidak ada pertimbangan mengenai berapa besar risiko yang dapat ditanggung dalam transaksi tersebut. Di dalam otak trader seperti ini hanya ada pikiran untung, untung dan untung saja. Padahal trading adalah pekerjaan mengelola risiko.

Mengenai bagaimana menentukan correct position sizing sudah Anda pelajari di artikel yang sedang Anda baca ini ini. Anda tinggal memperaktekkan ilmunya.

  1. Tidak mau Cut Loss

Apakah Anda pernah melakukannya? Ketika Anda membeli suatu saham, ternyata harga sahamnya bergerak turun melawan posisi Anda. Anda tidak menentukan harga stop loss sebelumnya karena Anda pikir prediksi Anda pasti benar. Tetapi kenyataan berkata lain, harga sahamnya bergerak turun terus. Bukannya segera keluar dengan kerugian terukur, Anda malah menahan posisi rugi tersebut dan berharap harganya naik (yang entah kapan). Karena Anda sudah kehilangan banyak uang pada transaksi tersebut akhirnya Anda pasrah, tidak mau menjual sahamnya karena dijual juga percuma, ruginya sudah terlalu besar. Daripada dijual lebih baik ditahan saja, berharap dalam jangka panajng harganya naik. Istilah ini sering disebut dengan “nyangkut”.

Sebenarnya jika Anda memiliki probabilistic mindset, dan menerapkan money management yang benar Anda tidak perlu ragu untuk cut loss/ memotong kerugian jika ternyata prediksi Anda salah.

  1. Averaging Down

Penjelasan lebih lengkap tentang averaging down bisa Anda pelajari di artikel ini mengenai strategi money management.

Avergaing down sendiri adalah tindakan menambah posisi yang sedang rugi. Banyak sekali trader yang tidak tahu bagaimana cara yang benar melakukan averaging down. Kerugian yang dialami bukannya berubah menjadi profit malahan kerugian semakin membengkak!

Trader-trader tipe penjudi ini senang sekali melakukan martingale money management, yaitu melipatgandakan taruhan setiap kali rugi. Kenapa? Karena di atas kertas jika menggunakan strategi money management ini trader tersebut hanya butuh satu kali kemenangan untuk menghapus semua kerugian. ITU DI ATAS KERTAS!

Belum lagi mereka terhipnotis dengan ungkapan “ Dengan melakukan averaging down, trader akan memperoleh rata-rata harga beli yang lebih baik. “

Strategi martingale money management ini akan berhasil JIKA DAN HANYA JIKA MODAL TRADING ANDA TIDAK TERBATAS! Ya tentu saja. Karena pada suatu saat Anda pasti mengalami yang namanya untung bukan?

Contoh:

Seorang trader  membeli saham AAPL (Apple Inc) sebanyak 100 lembar di harga $100. Ternyata harga saham AAPL turun ke $90. Bukannya cut loss, trader ini malah menambah posisi dengan membeli 200 lembar di harga $90. Setelah beberapa lama, harga saham AAPL ini makin turun ke harga $80. Dan trader ini tetap ngotot tidak mau merasa kalah, dia tidak mau keluar dengan kerugian,akhirnya dia menambah saham yang dia beli sebanyak 400 lembar diharga $80.

Inilah cara tercepat untuk bangkrut dalam trading! Menambah posisi yang sedang rugi! Mungkin Anda mengenal orang-orang yang keras kepala yang tidak mau mengakui kekalahan dan tetap ngotot merasa bahwa prediksinya harus benar. Dan sudah pasti Anda tahu akhir cerita karir mereka di dunia trading. Bangkrut. Menyisakan kepedihan yang bercampur dengan penyesalan mendalam.

Ketika rugi berkali-kali, biasanya trader akan kalap dan mengabaikan correct position sizing! Yang ada di dalam benak mereka adalah ingin segera balas dendam terhadap kerugian-kerugian yang terjadi. Apa yang mereka lakukan? Bisa melakukan martingale money management seperti contoh diatas, atau bisa juga membeli sebanyak mungkin saham yang mampu mereka beli. Akhir ceritanya? Ujungnya cuma satu. Pasti bangkrut.

Justru Anda HARUS MENGURANGI POSITION SIZE ketika Anda sedang mengalami periode kerugian beruntun! Anda harus mengurangi jumlah saham yang Anda beli. Justru semakin Anda rugi, semakin sedikit yang Anda risikokan tiap transaksi bukan sebaliknya!

Kenapa?

Agar modal di rekening trading Anda tidak berdarah-darah! Agar Anda mampu melewati “badai” kerugian-kerugian tersebut dengan hanya mengalami “luka-luka kecil” saja. Agar besok Anda masih bisa trading dengan modal yang cukup!

Kerugian menyerang trader secara sadis! Anda harus tahu bagaimana cara kerja kerugian, agar Anda mampu mengontrol risiko dengan baik.

Anda harus konsisten menerapkan correct position sizing tiap transaksi,entah itu ketika Anda sedang mengalami periode kerugian beruntun maupun kemenangan beruntun!

Itu artinya Anda harus konsisten merisikokan 1% dari total modal tiap transaksi.

Anda harus konsisten dengan strategi trading yang Anda gunakan.

Anda harus konsisten dalam menentukan jarak stop loss.

Anda harus konsisten untuk menentukan Risk to Reward Ratio dalam satu transaksi.

Bagaimana caranya melakukan correct position sizing pada ratusan transaksi dengan berbagai macam strategi  trading yang berbeda bisa Anda dapatkan disini.

Manfaat Menentukan Correct Position Sizing

Kenapa kita harus melakukan position sizing yang benar ketika trading? Berikut beberapa manfaatnya bagi trader:

  1. Melindungi modal yang kita miliki ketika hal-hal buruk terjadi saat kita trading.
  2. Membantu trader tetap objektif ketika trading.
  3. Position sizing yang benar dapat menyingkirkan ego ketika trading. Jika ternyata salah prediksi ya keluar dengan kerugian yang terukur.

4.Membantu trader untuk mengurangi rasa takut untuk cut loss. Dengan nilai kerugian yang relatif kecil dibandingkan dengan total modal, akan lebih mudah bagi Anda untuk cut loss.

  1. Mengendalikan rasa serakah. Karena jumlah saham yang Anda beli cukup proporsional, maka Anda tidak lagi berharap harga saham terbang ke bulan dalam satu malam.
  2. Mengurangi stress saat trading. Percaya atau tidak, merisikokan terlalu banyak uang dalam satu transaksi dengan membeli banyak saham tanpa perhitungan yang benar adalah penyebab utama rasa was-was, kuatir, cemas, gelisah dan takut ketika trading. Jika setelah membeli suatu saham Anda makan tidak tenang, tidur tidak tenang, setiap saat memantau pergerakan harga, jantung berdegub kencang, selalu kepikiran transaksi yang baru saja Anda lakukan ITU PASTI DIKARENAKAN ANDA KELIRU DALAM MENENTUKAN POSITION SIZING!

APA LAGI ALASAN ANDA?

Anda sudah tahu manfaat dari menerapkan correct position sizing.

Anda juga sudah tahu bagaimana cara melakukan position sizing yang benar ketika trading.

Sekarang apa alasan Anda untuk tidak menerapkan position sizing dengan benar?

Good Luck!

Enjoy the process and have good trading habits!

7 comments

    1. Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel ini, Poistion Sizing adalah banyaknya jumlah saham yang akan dibeli. Jumlah saham yang akan dibeli ini harus dihitung dengan menerapkan money dan risk management yang benar. Cara menghitungnya sudah saya jelaskan di artikel ini.

      Salam,
      Lukas Bastian

  1. Pertama kali nemu blog ini langsung jatuh hati, artikel demi artikel aku baca berulang kali.
    Penjelasannya sangat bagus dan imbang, tidak cuma membahas sisi manisnya saja.
    Melalui komentar ini aku mau ucapkan terima kasih banyak kepada bapak Lucas sudah menyajikan ilmu trading yang begitu terperinci.

    Salam
    Misbah

    1. Terimakasih untuk komentar positifnya bapak.
      Tapi saya berharap apa yang saya tulis dan saya bagi,bisa bapak manfaatkan agar menjadi trader yang mampu memperoleh profit konsisten.

      Salam,
      Lukas Bastian

    1. Sama-sama Pak Dedy.

      Semoga pak Dedy menjadi trader yang bisa menghasilkan profit secara konsisten dan terus belajar.

      Salam,
      Lukas

  2. maaf Pak izin bertanya apakah position sizing dengan risk per trade itu sama?

Comments are closed.