Sebelumnya mungkin Anda telah belajar mengenai Trading Rules di artikel ini. Jika belum silahkan Anda pelajari dahulu mengenai trading rules.
Trading Rules sendiri adalah “Panduan Umum” bagi Anda sebagai trader.
Trading Rules ini ibarat Code of Conduct jika Anda bekerja di sebuah perusahaan. Ada aturan-aturan umum yang harus Anda patuhi dan jalankan jika Anda masih ingin tetap menjadi karyawan perusahaan tersebut. Misalnya Anda harus memiliki integritas, etos kerja yang tinggi, memiliki skill yang memadai, berdedikasi, disiplin, memiliki komitmen dan lain sebagainya.
Trading rules adalah aturan-aturan yang harus Anda patuhi jika Anda ingin sukses sebagai trader.
Disamping trading rules ada juga yang namanya Trading System.
Apa itu Trading System?
Trading System adalah serangkaian peraturan beli dan peraturan jual ketika trading.
Anda hanya akan melakukan transaksi yang sesuai dengan sistem trading yang Anda gunakan.
Dengan memiliki serangkaian peraturan beli dan peraturan jual, Anda tidak trading seenak jidat Anda yang tinggal main klik beli-klik jual-klik beli-klik jual.
Jika Anda trading tanpa menggunakan sistem trading itu artinya Anda trading secara acak, ngawur dan sembrono.
Trading System diibaratkan SOP (Standar Operasional Prosedur) pada sebuah perusahaan.
Pekerjaan yang Anda lakukan harus sesuai dengan SOP yang berlaku.
Dokter melakukan operasi? Harus sesuai dengan prosedur pembedahan. Gak asal main sayat-sayat saja.
Pilot menerbangkan pesawat terbang? Harus sesuai dengan prosedur penerbangan. Gak asal main terbang-terbang saja.
Polisi menangkap penjahat? Harus sesuai dengan prosedur penangkapan. Gak asal main tangkap-tangkap atau tembak-tembak saja.
Trader melakukan transaksi? Harus sesuai dengan Trading System! Gak asal main beli-beli saja.
Pembahasan mengenai sistem trading bisa Anda pelajari di artikel ini. Anda juga bisa mendapatkan sistem trading yang profitable secara gratis DISINI.
Ada satu hal lagi yang ingin saya bahas yang tidak kalah pentingnya dari Trading Rules dan Trading System?
Apa itu?
Ya.. Anda benar!
TRADING PLAN.
Apa lagi itu trading plan?
Silahkan Anda perhatikan gambar di bawah ini.
Seperti yang Anda lihat pada gambar tersebut, trading plan merupakan bagian dari trading system dan trading system sendiri merupakan bagian dari trading rules.
Trading Plan adalah bagian dimana Anda mengaplikasikan sistem trading yang Anda gunakan pada tiap transaksi.
Walaupun sistem trading yang Anda gunakan sama, tetapi trading plan untuk setiap transaksi akan berbeda.
Trading Plan adalah bagian paling spesifik yang harus Anda tentukan sebelum Anda membuka sebuah transaksi.
Spesifik dalam artian Anda akan beli di harga berapa, stop loss di harga berapa, take profit di harga berapa dan berapa banyak jumlah saham yang akan Anda beli (position size) dan berapa modal yang Anda gunakan dalam transaksi tersebut.
CARA MEMBUAT TRADING PLAN PADA TIAP TRANSAKSI
Katakanlah Anda adalah seorang trader saham dan Anda trading di bursa saham Amerika, dan Anda menggunakan Sistem Trading Pullback SMA 50.
Sistem trading Anda akan terlihat seperti ini:
Lalu Anda mem-filter (menyaring) saham-saham yang memenuhi kriteria beli sesuai dengan sistem trading tersebut.
Dari hasil filtering tersebut muncul 3 saham yang akan ditradingkan yaitu:
1.Saham AAPL (Apple Inc)
2.Saham MA (Mastercard)
3.Saham FB (Facebook)
Jika Anda perhatikan ketiga saham diatas memenuhi kriteria beli. Indikator SMA (Simple Moving Average) 50 diatas indikator SMA 200. Harga saham juga sedang “memantul di garis SMA 50.
Lantas apakah Anda langsung main beli sahamnya walaupun sudah memenuhi kriteria beli?
TIDAK!
Untuk setiap saham Anda harus buat dulu masing-masing trading plan-nya!
Anda harus tentukan diharga berapa Anda akan masuk.
Anda harus tentukan diharga berapa Anda akan keluar dengan kerugian terukur. Anda harus menentukan level stop loss dengan benar.
Anda harus tentukan diharga berapa Anda akan ambil untung.
Anda harus menghitung berapa lembar saham yang harus Anda beli (Position Size) sesuai dengan Risk Management yang benar.
Anda harus mengukur rasio rugi untung-nya (Risk to Reward Ratio), apakah potensi untung yang akan Anda peroleh lebih besar dari potensi rugi yang mungkin Anda alami.
Anda harus menentukan bagaimana nantinya Anda melakukan Money Management dengan benar. Apakah Anda akan melakukan Averaging Down? Berapa kali akan melakukan averaging down? Apakah Anda akan melakukan Averaging Up? Berapa kali akan melakukan averaging up? Atau Anda tidak melakukan averaging sama sekali?
Semua Harus Sudah Anda Rencanakan Diawal Sebelum Melakukan Transaksi!
Berdasarkan contoh sistem trading diatas maka trading plan setiap transaksi akan terlihat seperti ini:
1.Trading Plan saham AAPL
2.Trading Plan Saham MA
3.Trading Plan Saham FB
Agar trading plan-nya mudah dilihat maka ada baiknya dibuat dalam bentuk tabel seperti ini:
Jika Anda melakukan transaksi terhadap 3 saham diatas sesuai dengan trading plan yang telah Anda buat maka hasilnya akan terlihat seperti ini
Transaksi 1: AAPL
Transaksi 2: MA
Transaksi 3: FB
Berhubung ke-tiga transaksi diatas berakhir dengan keuntungan dan menyentuh target profit maka Anda memperoleh total profit 6% dari modal trading Anda. Dengan Risk to Reward Ratio 1:2 artinya Anda rela merisikokan $100 untuk potensi profit $200. Dari 3 transaksi tersebut Anda memperoleh keuntungan $600 atau sekitar 6% dari modal $10,000.
Seperti yang Anda lihat, walaupun menggunakan sistem trading yang sama tetapi trading plan setiap transaksi berbeda.
Ini disebabkan oleh perbedaan harga saham dan perbedaan flukutasi (volatilitas) masing-masing harga saham. Ada saham yang sedang bergejolak ada pula saham yang sedang “adem ayem”. Dengan bantuan indikator ATR Anda dapat menentukan level stop loss sesuai dengan kondisi pasar saat itu. Sehingga Anda dapat menentukan risk management (dalam hal ini level stop loss) dengan benar tiap transaksi.
Karena risiko per transaksi berbeda maka jumlah saham yang akan dibeli tidak bisa disamaratakan.
Position Size (jumlah saham yang dibeli) harus sesuai dengan risk management yang benar.
Jadi jika selama ini Anda trading saham dan membeli saham sesuka hati Anda tanpa melakukan perhitungan risk management yang benar, sebaiknya Anda menghentikan kebiasaan trading yang buruk tersebut.
Dengan hanya merisikokan 1% dari modal tiap transaksi, Anda telah membuat persentase Risk of Ruin Anda sebagai trader menjadi 0%. Artinya peluang Anda bangkrut ketika trading sangat kecil.
Sangat disarankan Anda hanya membuka 3 transaksi sekaligus, tujuannya untuk meminimalkan risiko jika ternyata transaksi-transaksi yang Anda lakukan berakhir dengan kerugian.
Pada contoh kasus diatas jika ketiga transaksi tersebut berakhir dengan kerugian, Anda akan kehilangan uang $300 atau hanya 3% dari modal trading Anda ($10,000).
Apakah kerugian 3% membuat Anda takut untuk trading lagi? Tentu saja tidak. Disamping itu Anda masih memiliki cukup modal untuk trading ditransaksi berikutnya.
Banyak sekali manfaat yang akan Anda peroleh dengan menjalankan ATURAN 1% ini.
PLAN THE TRADE – TRADE THE PLAN
Sebagai trader Anda harus penuh dengan perencanaan sebelum melakukan sebuah transaksi. Sayangnya perencanaan yang matang saja tidak cukup. Apa gunanya Anda memiliki trading plan tetapi Anda tidak menjalankan trading plan tersebut?
Anda mungkin sudah sering mendengar kalimat “Plan the trade – Trade the Plan”
Membuat trading plan adalah satu hal. Mengeksekusi transaksi sesuai dengan trading plan adalah hal lain!
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mempraktekkan “Plan the trade – Trade the Plan”?
Melalui contoh kasus diatas Anda sudah belajar bagaimana membuat trading plan pada tiap transaksi berdasarkan sistem trading yang Anda gunakan.
Biasakan untuk SELALU MENULIS TRADING PLAN ANDA DIATAS KERTAS. Dan Anda tempel kertas tersebut di dekat laptop atau layar monitor komputer.
Jadi Anda selalu dapat melihat trading plan yang sudah Anda buat, dengan demikian akan lebih mudah bagi Anda untuk mematuhi trading plan tersebut.
Setelah semuanya lengkap (trading plannya sudah Anda buat dan sudah Anda tuliskan diatas kertas dan Anda letakkan di dekat laptop) maka saatnya bagi Anda untuk mengeksekusi transaksi sesuai dengan trading plan tersebut.
Bagaimana caranya?
Kita ambil salah satu contoh kasus diatas yakni saham AAPL (Apple Inc)
Trading Plan: Harga Entry di $184.43
Jika trading plan Anda mengatakan entry di harga $184.43 ya Anda harus entry (melakukan transaksi beli) diharga $184.43 atau Anda bisa masuk di range harga $183-$185.
Harga entry tidak harus mutlak persis seperti yang Anda rencanakan.
Ada batas toleransi (range harga) yang bisa Anda tentukan untuk entry posisi.
Karena harga saham bergerak cukup dinamis naik dan turun. Untuk saham-saham di bursa Amerika Anda bisa memberikan jarak $1-$2 dari harga beli Anda. Anda bisa entry jika harga sahamnya kurang $1-$2 dari rencana harga beli Anda. Anda juga bisa entry jika harga sahamnya lebih $1-$2 dari rencana harga beli.
Untuk saham di bursa Indonesia (IDX) karena ada sistem fraksi harga, maka untuk menentukan range harga beli Anda harus menyesuaikan fraksi harganya. Contohnya saham yang nilainya harganya antara Rp50 – Rp 200 fraksi harganya 1 poin (perubahan naik turun Rp 1) maka Anda bisa menentukan range 1-2 poin dari rencana harga beli.
Saham yang nilai harganya ≥ Rp 5000 fraksi harganya 25 poin (perubahan naik turun Rp 25) maka Anda bisa menentukan range 25-50 poin dari rencana harga beli.
Jika Anda trading forex, maka bisa Anda menentukan range harga 5 pips dari harga beli.
Penentuan range harga ini tidak ada yang mutlak, semua tergantung kebijaksanaan Anda masing-masing ketika akan mengambil keputusan.
Tetapi bagaimana jika Anda hanya tetap mau entry diharga yang sudah Anda buat?
Anda bisa melakukan Pending Order. Saat ini hampir semua broker saham maupun broker forex menyediakan platform trading online bagi setiap klien-nya. Dalam platform trading online tersebut ada layanan yang disebut dengan Pending Order, yaitu layanan dimana trader dapat menentukan diharga berapa dia akan entry, dan program akan otomatis melakukan eksekusi jika harga saham bergerak menyentuh harga yang sudah ditentukan.
Trading Plan: Harga Stop Loss di $178.81
Setelah Anda entry di harga $184.43 dan jika ternyata harga bergerak turun sebanyak $5.62 dan menyentuh level stop loss Anda di harga $178.81 maka Anda harus keluar.
Jika level stop loss Anda tersentuh Anda harus segera cutloss.
Titik. Tanpa pertanyaan.
Anda harus keluar dengan kerugian kecil SEPERTI YANG SUDAH ANDA RENCANAKAN SEBELUMNYA.
Bagaimana jika ternyata Anda ingin Averaging Down (beli lagi diharga bawah)?
Tidak ada alasan. Segera cut loss!
Anda hanya akan melakukan averaging down jika sebelum melakukan transaksi Anda sudah merencanakan akan melakukan averaging down. Di dalam trading plan Anda tersebut Anda sudah tahu akan berapa kali melakukan averaging down dan di harga berapa.
Bagaimana jika ternyata Anda berubah pikiran dan ingin memindahkan level stop loss?
Tidak ada alasan. Segera cut loss!
Itulah pentingnya bagi Anda melakukan persiapan yang matang sebelum memulai transaksi. Anda harus menentukan stop loss dan menghitung risiko pertransaksi dengan benar, jadi tidak ada istilah bagi Anda untuk “berubah pikiran ditengah jalan”.
Bagaimana jika ternyata setelah cut loss harga justru berbalik arah?
Tidak ada alsan. Segera cut loss!
Setelah Anda cut loss dan harga justru bergerak naik biarkan saja. Semua trader juga mengalami hal tersebut. Jika Anda ingin membuka posisi lagi ya buat trading plan yang baru untuk transaksi tersebut.
Bagaimana jika diawal ternyata Anda keliru melakukan analisa dan Anda baru sadar setelah berada dalam transaksi?
Tidak ada alasan. Segera cut loss!
Jika ternyata Anda melakukan kesalahan, Anda bisa melakukan Journal Trading. Anda bisa mencatat transaksi yang Anda lakukan dan mencatat kesalahan apa yang Anda lakukan. Sehingga dengan demikian Anda dapat mereview kesalahan yang Anda lakukan untuk tidak diulangi lagi di transaksi berikutnya.
Trading Plan: Harga Take Profit di $195.67
Jika harga menyentuh level target profit Anda di $195.67 maka Anda harus realisasikan keuntungan dan bukan malah berharap “harga naik sedikit lagi”.
Ketika akan mengambil keputusan rasa serakah lebih baik digantikan oleh trading plan yang sudah Anda buat.
Jika Anda ingin melakukan Trailing Stop (mengunci profit), maka sebelum melakukan transaksi Anda harus sudah membuat trading plan untuk melakukan trailing stop diharga berapa.
Trading Plan: Position Size (Saham yang dibeli) 17 lembar
Pada transaksi ini Anda hanya bisa membeli maksimal sebanyak 17 lembar saham. Angka tersebut didapat berdasarkan hitungan matematis jika Anda mengaplikasikan prinsip-prinsip risk dan money management yang tepat.
Hal terbaik yang dapat Anda lakukan ketika sedang berada dalam satu transaksi adalah mengikuti trading plan yang sudah Anda buat diawal!
Kesalahan yang sering dilakukan baik trader pemula maupun yang trader yang selalu merugi adalah:
1.Trading tanpa menggunakan sistem trading dan tidak memiliki trading plan yang jelas
2.Memiliki trading plan tetapi tidak dijalankan
Kesalahan yang pertama harusnya sudah dapat Anda hindari karena Anda bisa mendapatkan Strategi Trading yang profitable secara Gratis DISINI. Dan Anda baru saja belajar bagaimaana membuat trading plan.
Kesalahan yang kedua -memiliki trading plan tetapi tidak dijalankan- berkaitan dengan masalah disiplin.
Disiplin itu tentang masalah kebiasaan. Dan membangun kebiasaan itu tidak mudah!
Bagaimana cara agar mampu trading dengan displin menggunakan sistem trading yang digunakan dan disiplin menjalankan trading plan yang sudah dibuat akan saya bahas di artikel lain dalam bagian psikologi trading.
MANFAAT TRADING PLAN
- Anda lebih objektif
Trading plan mengharuskan Anda untuk menganalisa saham yang akan Anda tradingkan dengan lebih detail.
Anda harus punya konfirmasi sinyal untuk entry transaksi. Anda harus menghitung risiko pertansaksi dari total modal trading Anda.
Anda harus mengaplikasikan manajemen risiko dengan benar (apakah penempatan harga stop loss sudah benar). Anda harus memperhatikan Market Structure, apakah harga target profit yang Anda tentukan terlalu dekat atau terlalu jauh.
Anda harus menentukan dengan tepat berapa maksimal jumlah saham yang harus Anda beli. Anda harus mengukur potensi rugi untung (risk to reward ratio) apakah transaksi tersebut layak untuk diambil (ditradingkan).
Idealnya trading plan dibuat ketika bursa saham sedang tutup. Jadi Anda dapat berpikir dengan jernih dan objektif untuk membuat trading plan.
Sangat sulit untuk menganalisa pergerakan harga saham dengan objektif ketika bursa sedang berjalan karena Anda berada dalam hiruk pikuk pasar. Harga saham yang akan Anda transaksikan mengalami naik dan turun, dan ini bisa saja memberikan Anda tekanan.
- Anda tahu apa yang harus Anda lakukan
Setelah membuat trading plan, Anda jadi tahu apa yang harus Anda lakukan ketika trading. Anda tahu kapan akan masuk ke dalam sebuah transaksi. Anda tahu berapa banyak jumlah saham yang harus Anda beli berdasarkan prinsip risk dan money management yang benar.
Anda tahu kapan akan keluar jika ternyata prediksi Anda salah. Anda tahu kapan akan keluar untuk mengambil keuntungan ketika perkiraan Anda benar.
Semua sudah sangat jelas bagi Anda.
Anda menjadi trader yang kalem nan tenang. Emosi Anda tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga. Anda sudah memiliki ekspektasi yang jelas dari transaksi yang sedang Anda ambil.
- Mengatasi banyak masalah dalam trading
- Entry terlalu cepat
Anda tidak buru-buru untuk entry karena harga entry sudah Anda tentukan sebelumnya. Anda hanya akan masuk dalam sebuah transaksi jika harga sahamnya sesuai dengan trading plan yang telah Anda buat.
- Terlambat entry
Tidak ada lagi ada istilah bagi Anda untuk “ketinggalan kereta”. Karena dengan menentukan diharga berapa Anda akan masuk, Anda dapat menggunakan “Price Alert” yaitu semacam fitur apabila harga mencapai level tertentu Anda program akan memberikan notifikasi kepada Anda bahwa harga sahamnya telah menyentuh harga yang telah Anda tetapkan.
- Risiko terlalu besar
Melalui trading plan, Anda sudah menghitung berapa banyak saham yang akan Anda beli berdasarkan prinsip risk dan money management yang benar. Risiko yang Anda ambil tiap transaksi merupakan risiko yang terukur.
- Exit terlalu cepat atau exit terlalu lama
Dalam trading plan yang Anda buat sudah ada petunjuk diharga berapa Anda akan keluar. Baik dengan kerugian maupun dengan keuntungan. Keputusan jual yang Anda ambilpun berdasarkan rencana trading Anda, bukan lagi berdasarkan emosi semata.
- Melatih disiplin
Jika selama ini Anda tidak pernah menggunakan trading plan maka kemungkinan besar Anda bukanlah seorang trader yang disiplin. Kenapa? Karena agar bisa disebut disiplin Anda harus mematuhi sesuatu. Sebagai trader “sesuatu” itu adalah trading plan yang Anda buat.
Pada kenyataaannya, walaupun Anda sudah memiliki trading plan biasanya awal-awal akan sulit bagi Anda untuk mematuhi semua plan yang telah Anda buat. Bisa saja di transaksi pertama Anda gagal mengikuti harga entry trading plan Anda. Di transaksi kedua Anda sudah mematuhi harga entry tetapi gagal mematuhi harga stop loss. Di transaksi ketiga Anda mematuhi harga entry dan harga exit tetapi Anda tidak mematuhi berapa banyak jumlah saham yang seharusnya Anda beli (position size). Dan begitulah seterusnya.
Tidak apa-apa.
Teruslah melatih disiplin dalam setiap transaksi.
Hingga pada akhirnya Anda mampu disiplin entry, disiplin exit, maupun position size yang benar dalam satu transaksi.
- Sebagai Feedback
Melalui jurnal trading (mencatat setiap transaksi yang dilakukan), trading plan yang telah Anda buat bisa menjadi feedback (umpan balik) untuk dilakukan perbaikan.
Misalnya setelah Anda menjalankan trading plan dengan disiplin dan ternyata Anda mengalami kerugian, Anda bisa mereview transaksi tersebut.
Apakah ada yang perlu diperbaiki?
Apakah ternyata Anda keliru menganalisa diawal?
Atau memang Anda hanya sedang mengalami kerugian normal dan wajar?
Anda bisa menganalisa dan mereview kembali trading plan Anda apakah sudah sesuai dengan sistem trading apa tidak.
Untuk mengetahui bagaimana membuat trading plan SECARA KONSISTEN pada 100 transaksi dengan sistem/strategi trading yang sama bisa Anda dapatkan DISINI.
BANTUAN TEKNOLOGI
Kita hidup di jaman yang serba mudah dan seba praktis. Kemudahan tersebut kita rasakan pula di dunia trading.
Sekarang Anda bisa trading darimana saja diseluruh dunia hanya bermodalkan laptop dan koneksi internet.
Setiap broker menyediakan platform online trading dengan segala fitur-fitur nya untuk memudahkan trader melakukan transaksi beli dan jual.
Salah satu teknologi dalam dunia trading yang bisa Anda manfaatkan adalah AUTOMATIC ORDER atau Order Otomatis. Hampir semua broker baik borker saham maupun broker forex menyediakan fitur ini di platform trading milik mereka.
Dengan adanya fitur Order Otomatis ini Anda bisa menjadi semi-Mechanical Trader.
Menjadi semi-Mechanical Trader artinya sebagian order Anda yang jalankan secara manual (dalam hal ini order entry), Anda sendiri yang klik tombol “Beli/Buy”.
Order yang lain (dalam hal ini Stop Loss dan Take Profit) dijalankan oleh robot/algoritma/software/AI (Artificial Intelligence) secara otomatis. Anda sebagai trader hanya perlu memasukkan angka saja. Diharga berapa stop loss dan diharga berapa take profit. Setelah Anda masukin angkanya, program komputer tersebut akan memantau order Anda tersebut secara otomatis. Jadi Anda tidak perlu ngecek-ngecek posisi saham Anda setiap saat.
Jika harga saham menyentuh harga salah satu order yang telah Anda buat, maka secara otomatis program tersebut akan langsung melakukan eksekusi jual.
Saya pribadi sangat terbantu dengan adanya order otomatis ini. Saya menjadi lebih disiplin.
Pertama-tama saya buat trading plan-nya lalu saya entry setelah itu untuk stop loss dan take profit saya buat order otomatis.
Setelah saya buatkan order otomatisnya transaksi tersebut tidak saya utak-atik lagi.
Saya hanya punya dua pilihan: saya keluar transaksi dengan kerugian kecil atau saya keluar dengan keuntungan.
Intinya saya hanya akan keluar transaksi sesuai dengan trading plan yang sudah saya buat diawal!
Menjadi semi-Mechanical Trader memampukan Anda untuk trading dengan “sedikit emosi” karena pekerjaan Anda untuk melakukan eksekusi sudah diambil alih oleh software komputer.
Percaya atau tidak perasaan kuatir atau takut ketika trading muncul karena grafik harganya Anda lihatin terus. Semakin sering Anda lihat grafik pergerakan harganya kemungkinan besar Anda akan semakin kuatir dan takut.
Dan jika emosi sudah menguasai pikiran Anda maka Anda tidak dapat berpikir dengan jernih dan objektif.
Jika pikiran rasional Anda sudah “dibajak” oleh emosi ketakutan dan kekuatiran saat trading, maka kemungkinan besar Anda tidak akan mematuhi trading plan yang sudah Anda buat!
Sudah ada teknologi yang dapat membantu Anda, kenapa tidak dimanfaatkan saja?
Good Luck!
Enjoy the process and have good trading habits!
kemarin saya OP, awalnya harga berjalan menuju TP..kurang 4 pips dari TP harga balik arah menyentuh SL..
apakah boleh kita pasang SL+ ketika harga sudah berjalan ke arah TP atau dibiarkan saja…?
Pak Irphan,
Jika ada pertanyaan seputar trading bisa ke alamat email traderpemenang@gmail.com
Saya coba bantu jawab melalui email saja.
Salam