Stop Loss – Malaikat Pelindung yang Akan Selalu Menjaga Anda

APA ITU STOP LOSS?

STOP LOSS adalah nilai harga terendah yang kita tentukan sebagai batas kerugian. Apabila harga bergerak turun menyentuh level harga ini,maka kita harus menutup transaksi dengan kerugian. Tindakan kita menutup transaksi setelah harga menyentuh stop loss disebut dengan CUT LOSS.

Dalam trading ada satu hal yang pasti. Setiap trader pasti akan RUGI! Itu Pasti!

Rugi dalam trading itu biasa karena kerugian merupakan bagian dari permainan. Tugas Anda adalah mengelola kerugian-kerugian yang Anda alami ketika trading agar nilainya relatif kecil terhadap total modal trading yang Anda miliki. Yang jadi musibah adalah jika Anda mengalami kerugian besar.

Anda harus menetapkan titik stop loss Anda di mana Anda mengakui kalah dan keluar dari transaksi rugi.

MANFAAT STOP LOSS

1.Membatasi kerugian

Inilah manfaat paling utama dari stop loss,agar kerugian Anda ketika trading dapat diminimalisir. Level stop loss yang Anda tentukan seharusnya sudah mewakili skenario terburuk yang mungkin akan terjadi.

Memang pada satu dua kasus walaupun Anda sudah menentukan level stop loss,Anda mungkin akan mengalami yang namanya “Black Swan Event” yaitu kejadian yang tidak terduga yang menyebabkan harga mengalami gejolak luar biasa seperti gap down yang sangat besar sehingga level stop loss yang sudah Anda tentukan “dilangkahi” dan Anda mengalami kerugian besar.

Pada transaksi-transaksi normal stop loss ini sangat membantu trader untuk membatasi kerugian.Stop loss ini ibarat malaikat pelindung yang senantiasa menjaga Anda jika seandainya harga bergerak tidak sesuai dengan prediksi Anda ketika masuk suatu posisi/transaksi sehingga kerugian yang terjadi tetap terkontrol.

Banyak trader yang tidak mau menentukan level stop loss karena beranggapan dengan menentukan stop loss seolah-olah kita berharap akan memperoleh kerugian. Tentu saja itu merupakan pemikiran yang keliru. Justru ketika kita trading,kita tidak mungkin selalu memperoleh profit apapun jenis instrumen finansial yang kita tradingkan. Kita bisa rugi. Dan kadang kita mengalami kerugian beruntun. Karena kerugian ketika trading sesuatu hal yang tidak bisa dihindari maka kita harus memastikan jika kita mengalami kerugian maka kerugian itu harus sekecil mungkin. Disinilah peranan penting manajemen uang dan manajemen risiko (stop loss) untuk melindungi modal kita ketika hal-hal buruk itu terjadi.

Ada juga trader yang tidak mau menentukan level stop loss karena mereka sering mengalami ketika harga menyentuh level stop loss dan mereka cut loss setelah itu harga malah langsung “terbang” meninggalkan mereka dengan penuh penyesalan “kenapa harus cut loss” dan ini terjadi berulang kali.

Apakah para trader yang tidak menggunakan stop loss ini bertahan lama di pasar finansial? Tentu saja tidak! Mereka mati terkubur dalam kerugian besar yang seharusnya bisa dicegah tetapi tidak mereka lakukan.

Di artikel ini juga saya akan membagikan beberapa tips kepada Anda bagaimana menentukan level stop loss yang benar. Agar level stop loss Anda tidak mudah tersentuh oleh fluktuasi harga tetapi juga tidak terlalu lebar sehingga kerugian Anda cukup besar.

Ada pula para trader denial yang tidak mau menggunakan stop loss karena merasa stop loss itu useless atau tidak berguna. Para trader ini suka membohongi diri dengan mengatakan “kalo setelah kita beli saham dan harganya turun selama transaksi belum ditutup /dijual berarti kerugiannya belum nyata”. Kenyataannya harga turun terus dan mereka masuk dalam kelompok “nyangkuters”. Nyangkuters adalah sebutan bagi para trader yang tidak mau melakukan cut loss dan mempertahankan transaksi yang merugi di dalam portofolio mereka. Apanya yang nyangkut? Ya modal trading mereka. Seandainya mereka cut loss modal trading mereka tidak terpenjara dalam transaksi rugi yang dipertahankan.

Penggunaan stop loss ketika trading sama persis ketika kita harus menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara menggunakan mobil. Apakah dengan menggunakan sabuk pengaman kita berharap mengalami kecelakaan? Tentu tidak bukan? Sabuk pengaman hanya untuk jaga-jaga seandainya kecelakan terjadi dan peluang kita selamat lebih besar.

Gunakanlah stop loss selalu!

2.Untuk membantu Anda menentukan Position Size/Trade Size

Mustahil bisa menentukan posision size / trade size yang tepat tiap transaksi tanpa mengetahui dimana level stop loss. Karena salah satu syarat untuk bisa menentukan position size yang tepat adalah Anda harus mengetahui berapa risiko yang akan Anda ambil per transaksi. Level stop loss inilah sebagai penanda berapa banyak risiko yang akan Anda ambil tersebut. Anda bisa mengukur jarak antara harga entry dan harga stop loss Anda. Risiko ini bisa dalam bentuk persentase bisa pula dalam satuan nilai (dollar/rupiah).

Ini terdengar cukup rumit,tapi kenyataanya tidaklah demikian. Saya sudah menyiapkan kalkulator position sizing secara gratis untuk Anda. Anda hanya perlu memasukkan harga entry,harga stop loss dan harga take profit dan berapa persen dari total modal Anda yang ingin Anda risikokan. Secara otomatis Anda akan mengetahui berapa banyak jumlah saham yang  harus Anda beli tiap transaksinya dan berapa modal yang Anda butuhkan per transaksi. Anda tinggal download saja kalkulator position sizing disini.

Mengenai bagaimana cara menghitung  position size/ trade size sudah saya bahas secara lengkap di artikel ini. Silahkan Anda pelajari lagi materinya.

3.Untuk menentukan Risk to Reward Ratio

Risk to reward ratio adalah perbandingan seberapa besar peluang profit yang akan Anda peroleh dengan potensi kerugian yang akan Anda alami dalam suatu transaksi. Sederhananya dari setiap 1$ yang Anda risikokan Anda berpeluang memperoleh berapa dollar?

Dengan adanya level stop loss ini Anda bisa menentukan level take profit. Kemudian Anda analisa apakah risk to reward ratio tersebut sesuai dengan profil sistem trading Anda apa tidak?

Penjelasan mengenai risk to reward ratio bisa Anda pelajari secara lengkap di artikel yang sudah saya tuliskan tersebut.

Sama seperti menentukan stop loss,untuk menentukan harga take profit juga tidak bisa “sembarangan” atau “semau gue saja”. Harus ada alasan yang masuk akal kenapa Anda menentukan level take profit di harga yang Anda tentukan itu.

Idealnya harga take profit Anda harus lebih besar daripada harga stop loss yang sudah Anda tentukan,bisa 2 kali jarak stop loss atau bisa juga 3 kali sehingga risk to reward ratio tiap transaksi menjadi 1:2 atau 1:3.

FILOSOFI DIBALIK PENENTUAN LEVEL STOP LOSS

Sering kali trader keliru menentukan level stop loss,ada trader yang membuat jarak stop loss terlalu dekat sehingga mudah tersentuh oleh fluktuasi harga normal,begitu trader melakukan cut loss harga malah melanjutkan penguatan dan menyesal karena telah cut loss.

Ada pula trader yang menetapkan jarak stop loss cukup lebar,sehingga harga bergerak terlalu jauh untuk sampai ke titik stop loss ini dan menyebabkan kerugian makin membengkak.

Stop loss harus diletakkan dilevel harga yang tidak dengan mudah tersentuh dan harus berada diluar jangkauan fluktuasi harga normal.

Stop loss harus diletakkan dilevel dimana jika harga menyentuh titik ini maka ide awal untuk memperoleh profit dari transaksi tersebut sudah tidak lagi valid dan Anda MENGETAHUI bahwa Anda telah salah arah dan harus segera keluar.

Kebanyakan trader mengikuti proses salah yang berbahaya. Para trader amatir ketika akan melakukan suatu transaksi (membeli saham) pertama mereka mencari level harga untuk entry,bukannya menentukan stop loss dengan benar para trader ini justru malah menentukan potensi profit yang mungkin akan mereka peroleh setelah itu baru menentukan level stop loss secara suka-suka tanpa alasan yang jelas.

Kenapa berbahaya? Karena mereka tidak memahami filosofi sebenarnya dari menentukan level stop loss.

Setiap transaksi yang Anda lakukan haruslah berdasarkan sistem trading yang terbukti sudah teruji. Sebelum membeli saham berdasarkan sistem trading tersebut, Anda harus menentukan level harga dimana jika titik itu tersentuh maka Anda menyadari bahwa Anda telah salah arah dan harus keluar.

Contoh:

Misalnya Anda membeli saham ketika harga sudah berada di area support,Anda harus menentukan seberapa besar ruang yang Anda berikan untuk harga bergerak turun melawan posisi Anda. Di bawah area ini Anda letakkan stop loss karena Anda meyakini bahwa jika harga bergerak terlalu jauh dari ruang yang Anda berikan maka Anda telah salah arah. Dan ide trading untuk memperoleh profit dari transaksi tersebut tidak lagi valid.

Skenario trading diatas diilustrasikan melalui gambar di bawah ini.

Area yang berwarna hijau merupakan ruang dimana Anda masih mengijinkan harga untuk bergerak turun melawan posisi Anda tetapi Anda masih percaya bahwa harga masih mungkin bergerak naik untuk menyentuh level taking profit Anda.

Ketika harga melewati level stop loss dan memasuki area yang berwarna merah Anda menyadari bahwa harga bergerak sudah terlalu jauh dari titik beli Anda. Disini Anda sudah tidak mengharapkan profit lagi dari transaksi ini. Anda mengakui bahwa Anda telah salah arah dan harus segera keluar dengan kerugian.

BEBERAPA TEKNIK UNTUK MENENTUKAN LEVEL STOP LOSS YANG EFEKTIF

Setelah Anda mengetahui filosofi dibalik sebuah stop loss maka sekarang kita lanjut belajar bagaimana menempatkan stop loss yang efektif.

Jika Anda tahu dimana meletakkan stop loss yang benar dan alasan kenapa Anda meletakkan stop loss dilevel tersebut,Anda tidak akan tergoda untuk melanggar level stop loss yang sudah Anda tentukan. Jika harga menyentuh level stop loss maka tanpa berpikir 2 kali Anda langsung segera cut loss dengan kerugian kecil.

Berikut 3 teknik yang efektif untuk menempatkan stop loss beserta alasannya:

1.Menggunakan area Support dan Resistance

Ketika pasar sedang dalam kondisi sideways (bergerak datar) banyak trader yang trading menggunakan support dan resistance. Dengan memahami bahwa support dan resistance sebagai area dan bukan hanya sebuah garis tipis (seperti yang diajarkan oleh banyak guru trading) maka penentuan level stop loss menjadi lebih efektif.

Coba Anda perhatikan gambar di atas.

Penempatan level stop loss dibuat agak jauh dari area support dengan alasan:

  • Agar harga tidak mudah tersentuh oleh fluktuasi harga normal. Ketika trading Anda akan mengalami kejadian yang disebut dengan Spike. Spike adalah ekor candlestick yang panjang. Nah,stop loss diletakkan agak jauh agar jika terjadi spike stop loss order Anda tidak langsung tersentuh dan langsung cut loss. Anda memberikan sedikit ruang untuk kejadian-kejadian yang akan muncul seperti ini.
  • Jika harga menyentuh level stop loss maka kemungkinan besar akan terjadi breakdown. Area support sudah tidak mampu lagi menahan penurunan harga.Artinya trader buyer (pembeli) sudah tidak mampu lagi mengangkat harga. Dengan demikian Anda menyadari bahwa kemungkinan trend sudah berubah menjadi turun dan posisi beli Anda tidak lagi valid untuk mengharapkan harga bergerak menuju area taking profit.

2.Menggunakan Moving Average

Penempatan level stop loss dengan menggunakan moving average tidak terlalu sulit. Pada saat kondisi harga sedang uptrend,harga akan berada di atas garis moving average. Ketika uptrend garis moving average bertindak sebagai garis support yang menahan pergerakan harga untuk tidak turun lebih dalam.

Moving Average yang umum digunakan adalah MA dengan periode 50,100 dan 200. Kita bisa menempatkan stop loss di luar garis moving average tersebut.

Contoh chart diatas menggunakan indikator MA 50 untuk entry posisi (buy).

Penempatan level stop loss dibuat agak jauh dari indikator MA 50 dengan alasan:

  • Pada saat uptrend garis moving average bertindak sebagai level support. Ketika harga turun menyentuh garis moving average biasanya harga akan kembali “memantul”. Ada juga kemungkinan harga bergerak disekitar garis moving average untuk sementara waktu sebelum melanjutkan penguatan. Kita letakkan stop loss untuk menghindari fluktuasi harga di area garis MA 50.
  • Jika harga berhasil menembus garis MA 50 ke bawah dan menyentuh level stop loss maka ada kemungkinan besar bahwa trend sudah berubah menjadi downtrend. Kenapa harga menyentuh MA 50 kemudian memantul lalu melanjutkan penguatan? Jawabannya karena ada trader buyer (pembeli) yang mengangkat harga naik. Jika harga menembus MA 50 artinya trader pembeli udah kehilangan minat beli. Harga sudah sulit untuk naik lebih tinggi. Anda tidak lagi mengharapkan profit dari transaksi ini,karena jika stop loss Anda tersentuh berarti tekanan jual sudah cukup besar.

3.Menggunakan indikator ATR (Average True Range)

Penentuan level stop loss dengan menggunakan indikator ATR sangat dinamis karena mengikuti volatilitas harga yang sedang terjadi.

Ketika ATR bernilai besar,volatilitas harga cukup tinggi artinya harga bergerak “liar” dan cukup bergejolak dengan demikian Anda bisa meletakkan jarak stop loss yang lebih lebar untuk mencegah terjadinya exit premature.

Disisi lain ketika ATR bernilai kecil dan volatilitas harga sedang rendah,Anda bisa meletakkan jarak stop loss yang lebih sempit.

Saya sendiri selalu menentukan stop loss dengan bantuan ATR. Biasanya saya menentukan jarak antara titik entry dengan level stop loss sebanyak 1.5 – 2 kali nilai ATR.

Contoh penerapannya seperti ini:

1.Saham dengan nilai ATR kecil/volatilitas harga rendah

Bisa dilihat dari contoh saham AAPL (Apple Inc) diatas nilai ATR sedang kecil hanya 2.15, artinya dalam 14 hari terakhir saham ini rata-rata bergerak $2.15. Dari titik entry dikasih jarak 2 kali nilai ATR untuk level stop loss yaitu $4.3. Apabila harga turun $4.3 dari harga beli maka harus cut loss.

2.Saham dengan nilai ATR besar/volatilitas harga tinggi

Sementara pada gambar ini kita bisa lihat nilai ATR-nya cukup besar yaitu 4.45.

Dengan meningkatnya nilai ATR berarti mengindikasikan bahwa harga sedang mengalami fluktuasi yang ekstrim. Karena kita mengetahui kondisi harga yang sedang dalam volatilitas yang tinggi,maka level stop loss juga disesuaikan dengan kondisi pasar saat itu. Pada kasus ini kita membuat jarak stop loss sebesar $8.9 (2 kali nilai ATR). Apabila harga turun $8.9 dari harga beli maka harus cut loss.

Jika Anda perhatikan kedua contoh di atas maka diketahui bahwa harga sama-sama diperdagangkan dikisaran $158 per saham  tapi jarak stop loss nya berbeda. Kenapa? Karena level stop loss ditentukan berdasarkan volatilitas harga! Pada saat low volatility gunakan jarak stop loss yang sempit pada saat high volatility gunakan jarak stop loss yang lebar.

Alangkah tidak bijak jika memukul rata sama level stop loss di segala kondisi pasar.

Jadi jika selama ini Anda memiliki kebiasaan “malas” dengan menyamakan semua level stop loss dengan persentase pasti seperti “turun 8% dari harga beli” atau nilai pasti seperti “turun 50 poin dari harga beli” hentikanlah kebiasaan tersebut.

Sebelum menentukan level stop loss Anda harus mengetahui kondisi pasar saat akan melakukan transaksi, Anda dapat menggunakan bantuan indikator ATR untuk mengetahui seberapa besar harga bergerak saat itu,dengan demikian Anda dapat menentukan level stop loss yang efektif yang tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu lebar.

Good Luck!

Enjoy the process and have good trading habits!

2 comments

  1. Stop Loss itu saya pikir wajib untuk kita selalu gunakan agar dapat meminimalisir kerugian yang dapat kita peroleh, intinya dengan penggunaanya yang baik maka kita akan lebih terbantu untuk dapat memperoleh hasil trading yang lebih optimal. Itu lah sebabnya mengapa setiap posisi yang saya ambil ketika trading di Gainscopefx.com itu saya lakukan dengan selalu menggunakan Stop Loss.

  2. Pak Lukas, saya mau tanya setelah kita ambil posisi, apakah ada jangka waktu nya kita hold jika lau harga setelah kita masuk gak kemana mana SL tak tersentuh, TP pun sama belom tercapai.. Trim’s sebelumnya pak

Comments are closed.